Mitos UX: Membuat Desain yang Terbaik (The Best Design)

Josh (Adi Tedjasaputra)
2 min readSep 17, 2018

--

Adakah sumber pembelajaran UX yang baik dan terpercaya?

Tentu saja banyak, tetapi sayangnya untuk yang berbahasa Indonesia jumlahnya sangat minim. Yang lebih banyak di Indonesia adalah mitos dan hoaks UX daripada sumber yang terpercaya.

Pengetahuan mengenai prinsip-prinsip UX yang baik dan benar merupakan hal yang penting. Adapun begitu, kesalahan yang sering dilakukan pembelajar UX pemula adalah menggunakan asumsi bahwa hanya dengan berbekal pengetahuan mengenai prinsip-prinsip UX saja sudah cukup. Pengetahuan yang dangkal seringkali berakhir dengan mitos dan hoax UX yang seringkali menyesatkan. Sedih sekali :-(

Saya mengamati bahwa seringkali banyak dari kita yang terobsesi untuk menghasilkan hal yang terbaik secara instan. Mungkin memang karena sekarang “zaman now”, yang maunya serba cepat, dari makan mi instan, minum kopi instan, atau instan-instanan yang lain.

Pada tahun 2004, saya membalas sebuah pertanyaan naif dari seorang designer pemula Indonesia di forum online terkait perancangan aplikasi mobile, dimana si designer sedang mencari solusi instan “the best design” untuk aplikasi mobilenya. Tentu saja si pemula tersebut mendapatkan jawaban yang mengejutkan dari saya.

Baru-baru ini, saya membaca sebuah iklan dengan tema instan yang mirip mengenai workshop Prinsip Desain Mobile UX untuk Pembuatan Desain yang Terbaik. Iklan bombastis ini secara tidak langsung menjanjikan “Desain yang Terbaik” dengan menggunakan Prinsip Desain Mobile UX secara instan dalam waktu satu hari melalui workshop. Kelihatannya janjinya cukup muluk bukan?

Mari kita lakukan eksperimen untuk membuktikan apakah hal ini merupakan hoaks atau bukan. Kalau hanya mau belajar contoh beberapa prinsip desain mobile UX, Anda bisa menemukannya di dunia maya dengan mudah. Berikut adalah beberapa contoh sumber pembelajaran:

Nah, kalau Anda sudah selesai membaca artikel-artikel di atas, mohon beritahukan saya sebuah contoh atau skenario “Desain yang Terbaik” yang secara instan bisa dihasilkan melalui workshop satu hari berdasarkan prinsip-prinsip yang baru saja Anda pelajari. Kalau ada, silakan komen tulisan ini ya.

“Desain yang Terbaik” seringkali menunjukkan ego dari seorang desainer yang mau dianggap hebat karena dapat menghasilkan “Desain yang Terbaik”. Walaupun penggunaan prinsip UX yang baik dan benar merupakan hal yang penting dalam sebuah proses UX, tujuan untuk menghasilkan “Desain yang Terbaik” bukan hanya menyesatkan, tetapi menunjukkan betapa dangkalnya pengetahuan seseorang dalam sebuah proses UX yang sesungguhnya.

Yuk bersama-sama kita ungkapkan mitos-mitos UX, hoaks-hoaks UX, termasuk kitab-kitab UX yang menyesatkan.

Kepuasan yang semu terhadap pengetahuan yang dangkal adalah awal kegagalan paham dalam pembelajaran UX yang holistik.

--

--

Josh (Adi Tedjasaputra)
Josh (Adi Tedjasaputra)

Written by Josh (Adi Tedjasaputra)

As a Google Mentor and Certified Design Sprint Master, Josh has a passion for the design, development, and use of ICT in solving business and humanity problems

No responses yet